Sumber download ribuan software Gratis + penghasilan

Selasa, 11 Oktober 2011

Jenis Jenis Frekuensi Radio

Mengacu kepada SK 92/DIRJEN/1994, bahwasannya, RAPI (Radio Antar Penduduk Indonesia) ditetapkan sebagai induk organisasi yang mewadahi pengguna KRAP (Komunikasi Radio Antar Penduduk) diberikan alokasi frekuensi oleh pemerintah untuk dipergunakan oleh anggotanya di seluruh Indonesia.

Adapun jenis jenis frekuensi tersebut diantaranya :
1. Band HF (High Frequency) dan
2. Band VHF (Very High Frequency)
Walaupun demikian, bukan berarti seluruh frekuensi di kedua band tersebut dapat dipergunakan begitu saja, melainkan dibatasi sesuai dengan kewenangan pemerintah.
Alokasi frekuensi band HF (High Frequency) untuk organisasi RAPI di Indonesia diberikan keleluasaan dari Frek 26.960 Mhz hingga 27.410 Mhz. Sedangkan Band VH (Very High Frequency) mulai 142.0375 Mhz sampai 143.5375 Mhz. (Sumber:, Buku Panduan RAPI Daerah 10 Jawa Barat)
Namun tahukah seluruh anggota RAPI di Indonesia tentang band dan sifat perambatan suatu frekuensi radio?
Saya meyakini bahwa pengguna alat komunikasi, khusunya anggota RAPI, mayoritas hanya mengenal 2 band saja, yaitu HF dan VHF. Itupun hanya sebatas nama band. Akan tetapi mengenai nama Band lain, Panjang Gelombang, Batasan Frekuensi dan Nama Gelombangnya kemungkinan besar tidak banyak anggota RAPI yang tahu. Namun Secara umum, jenis frekuensi yang digunakan oleh radio komunikasi adalah VHF (Very High Frequency) dan HF (High Frequency).
Sebelum mengetahui nama Band, Panjang Gelombang, Batasan Frekuensi dan nama gelombang radio, alangkah baiknya kita mengenal lebih dulu kedua jenis band yang biasa kita pergunakan selama ini.
Apa yang dinamakan VHF (Very High Frequency) ?
VHF (Very High Frquency) -- istilah radio komunikasi yag dipergunakan anggota RAPI adalah 2 meter band-- biasanya dipergunakan untuk radio komunikasi jarak dekat. Sebenarnya band ini memancar pada frekuensi 100 Mhz hingga 300 Mhz.
Mengapa demikian? Karena gelombang radio yang dipancarkan tersebut arahnya berbentuk garis lurus (horizontal). Sebagai contoh, apabila jarak antara pengguna 2 stasiun radio komunikasi, salah satu diantarnya terdapat hambatan atau halangan objek seperti gunung, pohon, bangunan tinggi, yang posisinya lebih tinggi dibanding tempat yang bersangkutan mengudara (pancaran gelombang radionya lebih rendah dibanding penghalang atau hambatannya), maka sudah pasti transmisi yang dikirimkan ataupun diterima akan terhambat pula.
Dari kesemua penghalang dan hambatan sifatnya berbeda-beda. Misalkan jika hambatanya berupa sebuah gunung, maka gelombang yang dipancarkan akan dipantulkan kembali, sehingga transmisi yang yang dikirimkan kepada lawan komunikasi kita tidak akan mencapai tujuan. (Untuk menyiasati kendala seperti ini, ada sebagian anggota RAPI yang mempergunakan antene pengarah dengan cara memantulkannya ke pegunungan lain yang tidak bergaris lurus dengan lawan bicaranya, tujuannya agar pantulan gelombang transmisinya dapat memantul dan mengarah kepada lawan bicaranya).
Lain lagi dengan hambatan sebuah pohon. Keberadaan gelombangnya masih ada dan dapat dipancarkan kelawan komunikasi atau stasiun tujuan. Akan tetapi transmisinya sangat lemah sehingga tidak dapat diterima dengan jelas.
Dan yang paling tidak menguntungkan adalah bangunan tinggi sebagai hambatannya. Karena apabila salah satu penggunanya terhalang oleh sebuah bangunan maka gelombang yang dipancarkannya akan hilang dan berhenti saat mengenai bangunan tersebut.

Apa yang dinakaman HF (High Frequency) ?
HF (High Frequency) adalah radio komunikasi yang gelombangnya bekerja pada frekuensi 2 Mhz sampai 24 Mhz. Radio komunikasi ini biasanya dipergunkaan untuk berkomunikasi jarak jauh. Alasannya karena sifat gelombangnya yang dapat memantul dan tidak memiliki efek hambatan pada objek atau lawan komunikasi.
Hebatnya, kemampuan frekwensi ini dapat memantul hingga lapisan ionosphere. Dan kelebihan lainnya adalah jika seorang komunikator menggunakan radio di frekuensi ini, jarak sejauh apapun dapat dijangkau. Itupun apabila cuaca bagus. Karena radio komunikasi ini masih tergantung kepada provagasi.
Sifat dan kerja radio komunikasi ini adalah pancaran gelombangnya dikirimkan terlebih dahulu melewati lapisan ionosphere dan kemudian memantulnya kembali ke bumi menuju stasiun tujuan. Untuk pancaran gelombang kedua yang terhambat oleh objek, akan memantul terus menerus sampai ke stasiun tujuan.
Kedua jenis frekwensi diatas dapat kita lihat dan kita ketahui perbedaannya. Persoalannya, akan mempergunakan radio frekuensi mana yang cocok untuk berkomunikasi sesuai dengan keinginan kita. Tinggal memilih sisi kegunaanya saja. (EQ, dari berbagai sumber)

1. NAMA BAND : Very Low Frequency (VLF)
PANJANG GELOMBANG : > 10 km
FREKUENSI : < 30 kHz
NAMA GELOMBANG : Gelombang Myriametrik

2. NAMA BAND : Low Frequency (VLF)
PANJANG GELOMBANG : 1 - 10 km
FREKUENSI : 30 - 300 Khz
NAMA GELOMBANG : Gelombang Kilometer

3. NAMA BAND : Medium Frequency (MF)
PANJANG GELOMBANG : 100 - 1.000 m
FREKUENSI : 300 - 3.000 kHz
NAMA GELOMBANG : Gelombang Hektometer

4. NAMA BAND : High Frequency (HF)
PANJANG GELOMBANG : 10 - 100 m
FREKUENSI : 3 - 30 MHz
NAMA GELOMBANG : Gelombang Dekameter

5. NAMA BAND : Very High Frequency (VHF)
PANJANG GELOMBANG : 1 - 10 km
FREKUENSI : 30 - 300 MHz
NAMA GELOMBANG : Gelombang Meter

6. NAMA BAND : Ultra High Frequency (UHF)
PANJANG GELOMBANG : 10 - 100 cm
FREKUENSI : 300 - 3.000 MHz
NAMA GELOMBANG : Gelombang Decimeter

7. NAMA BAND : Super High Frequency (SHF)
PANJANG GELOMBANG : 1 - 10 cm
FREKUENSI : 3 - 30 GHz
NAMA GELOMBANG : Gelombang Centimeter

8. NAMA BAND : Extremely High Frequency (EHF)
PANJANG GELOMBANG : 1 - 10 mm
FREKUENSI : 30 - 300 GHz
NAMA GELOMBANG : Gelombang Milimete

Jumat, 01 Juli 2011

Mengenal Phone Alphabet Pada Radio Komunikasi

Phone Alpabhet adalah sekumpulan karakter huruf yang di -eja dengan cara tertentu pada saat melakukan komunikasi.
Biasanya ini digunakan pada saat melakukan komunikasi dengan radio untuk mempermudah dalam memahami pengucapan suatu kata, dan juga bisa digunakan sebagai sandi diantara para pengguna radio komunikasi.

Misalnya kita ingin menyampaikan kata “MERAK” kepada stasiun tujuan, dan mungkin karena disebabkan buruknya sinyal transmisi menyebabkan penerima mengartikan kata tersebut menjadi kata “MERAH”, “MERAT”, “MERAD”, dsb. Ini sudah jelas jauh dari arti yang sebenarnya. Bayangkan jika itu merupakan sebuah pesan penting dan harus di sampaikan dengan segera?. Oleh karena itu kita bisa menggunakan Phone Alphabet untuk lebih menegaskan kata yang ingin kita sampaikan. Kata “MERAK” akan di-eja seperti ini: Mike Echo Romeo Alpha Kilo
Nah dari contoh diatas kita bisa melihat betapa pentingnya memahami dan menguasai Phone Alphabet dalam membantu kita melakukan komunikasi dengan radio. Memang awalnya pasti agak sedikit sulit, tetapi yakinlah bahwa dengan mempelajarinya satu demi satu akan sangat berguna.

Menambah Jangkauan dan Kekuatan Sinyal VHF

Seperti telah kita baca di artikel sebelumnya, bahwa kekuatan sinyal frekwensi VHF (Very High Frequency) sangat dipengaruhi oleh jarak pandang (line of sight) dan juga objek – objek yang berada di antara stasiun, maka timbul pertanyaan bagaimana cara untuk mengatasi kelemahan dari frekwensi tersebut?. Jawabannya adalah dengan menggunakan Repeater.
Repeater itu seperti apa?
Secara singkat repeater bisa diartikan sebagai unit logik atau medium yang digunakan untuk dapat mengatur keluar masuknya transmisi untuk kemudian memprosesnya dengan menerima ataupun mengirimkannya. Jadi apa hubungannya dengan meningkatkan kekuatan sinyal?
Itu karena repeater terdiri dari Transmitter dan Receiver sekaligus sehingga transmisi yang masuk dapat diterima sekaligus dikirimkan. Analoginya jika sebuah stasiun mengirimkan transmisi dengan melewati repeater, maka transmisi tersebut akan dikirimkan kembali ke stasiun tujuan yang masih berada dalam jangkauan (range) repeater. Nah dengan tujuan untuk menambah range tersebut, itulah sebabnya repeater selalu diletakkan di areal yang cukup tinggi, misalnya di areal menara, ataupun perbukitan, dengan ketinggian antenna-nya disarankan lebih dari 25 meter dari permukaan tanah.

Perhatikan perbedaan kedua gambar diatas, gambar pertama menunjukkan ketika dua stasiun saling melakukan transmisi, tetapi tidak dapat menjangkau stasiun lainnya. Sedangkan pada gambar kedua, dengan menggunakan repeater, kedua stasiun dapat berhubungan karena berada dalam jangkauan repeater. Secara teori, jika tidak menggunakan repeater, jangkauan transmisi frekwensi VHF hanya sekitar 2 km – 20 km, tetapi dengan menggunakan repeater bisa mencapai sekitar 40 km – 100 km.
Selain itu dengan menggunakan beberapa repeater secara bersamaan (pada frekwensi yang sama) jangkauan sinyal transmisi bisa semakin jauh.
Merek Repeater yang paling banyak digunakan saat ini adalah buatan Motorola, karena repeater merek ini lebih stabil dan juga lebih simpel, serta cara instalasinya pun cukup mudah.
Berikut ini skema instalasi repeater

Prosedur umum pada saat melakukan instalasi repeater:
  1. Pastikan Repeater anda dalam keadaan baik, dan juga pastikan setting frekwensi pada Receiver dan Transmitter sudah benar.
  2. Survei area tempat Repeater akan diinstalasi, disarankan di perbukitan dan memiliki sumber power listrik, serta memiliki fasilitas grounding yang baik. Misalnya di daerah tower stasiun radio.
  3. Setelah menemukan area yang baik, persiapkan peralatan yang dibutuhkan seperti Repeater beserta kabel – kabelnya (Kabel Coaxial, Kabel Power), Antena Repeater, Batere (disarankan menggunakan Gel Batere) dan 2 kabel konektornya, disarankan dengan ketebalan lebih dari 5mm dengan satu wayar, Stabilizer 2000W, Kabel Grounding, Kabel Power, dan juga jangan lupa untuk membawa peralatan pendukung instalasi seperti obeng, tang, gunting kabel, dsb.
  4. Mulailah dengan menghubungkan port Ground pada repeater dengan panel Grounding di area instalasi dengan menggunakan kabel Grounding.
Catatan: Jika fasilitas grounding tidak tersedia di area tersebut, berarti anda harus mempersiapkan besi kuningan dengan ukuran panjang minimal 5 meter sebagai penghantar. Kemudian setelah anda mengikat kabel Grounding pada besi, tanamlah besi tersebut dengan kedalaman minimal 8 meter di bawah permukaan tanah.
  1. Setelah proses pemasangan grounding selesai, kemudian hubungkan port kutub negatif dan positif pada repeater dengan batere.
  2. Lakukan instalasi Antena Repeater dengan memasangnya pada posisi yang cukup tinggi, minimal 25 meter diatas permukaan tanah. Akan sangat baik jika pada area terdapat tiang menara yang tinggi, sehingga Antena Repeater dapat dipasang pada tiang menara tersebut untuk mendapatkan ketinggian yang maksimal.
  3. Kemudian tarik kabel Coaxial dari port Antenna di repeater dan pasang pada antena yang telah anda pasang pada langkah #5. Lakukan instalasi kabel dengan sangat hati – hati dan rapi, untuk menghindari kerusakan pada kabel. Harap diingat kabel Coaxial ini jangan sampai tertekuk ataupun terpotong, karena akan mengurangi kekuatan sinyal bahkan dapat merusak Repeater itu sendiri.
  4. Jika semuanya telah terpasang dengan benar, maka pasanglah kabel Power pada Repeater dan hubungkan dengan stabilizer sebelum menghubungkannya pada socket arus listrik.
  5. Hidupkan Repeater, dan pastikan tombol Enable Repeater pada Repeater sudah di aktifkan.
  6. Cobalah melakukan transmisi.

Mengenal Jenis Frekwensi Radio Komunikasi dan Cara Kerjanya

Sebagian dari kita pasti sudah mengenal radio komunikasi yang lebih dikenal dengan nama Walkie Talkie, atau mungkin dengan nama Handy Talkie (HT). Tetapi apakah kita juga tahu bagaimana sebenarnya proses transmisi radio komunikasi tersebut dan frekwensi apa yang digunakan?.
Secara umum, jenis frekwensi yang digunakan oleh radio komunikasi adalah VHF (Very High Frequency) dan HF (High Frequency).
Apa itu VHF (Very High Frequency)?
VHF biasanya digunakan untuk radio komunikasi jarak dekat dan beroperasi pada frekwensi 100-300 Mhz. Hal ini disebabkan karena gelombang radio dipancarkan secara garis lurus (horizontal). Sehingga jika pada jarak antara 2 stasiun terdapat objek – objek seperti bangunan, pohon – pohon yang tinggi, ataupun pegunungan yang lebih tinggi dari pancaran gelombang radio, maka sudah pasti transmisi yang dikirimkan ataupun diterima akan terhambat. Gambarannya kira – kira seperti dibawah ini
Dari ilustrasi tersebut kita bisa melihat ada 3 objek yang berpotensi menghambat transmisi yaitu objek bangunan, dimana gelombang yang dipancarkan berhenti dan hilang ketika mengenai objek penghalang, kemudian objek pohon, diamana gelombang masih dapat dipancarkan sampai stasiun tujuan tetapi dengan sangat lemah, sehingga bisa saja transmisi yang disampaikan tidak dapat diterima dengan jelas. Terakhir adalah objek pegunungan, dimana gelombang yang dipancarkan dipantulkan kembali, sehingga transmisi yang dikirim sama sekali tidak dapat mencapai stasiun tujuan.
Apa itu HF (High Frequency) ?
HF (High Frequency) merupakan gelombang radio yang bekerja pada frekwensi 2 – 24 Mhz, dan biasanya digunakan untuk radio komunikasi jarak jauh karena sifat gelombangnya yang dapat memantul sehingga tidak memiliki efek hambatan pada objek. Dan ditambah lagi dengan kemampuan frekwensi ini untuk memantul pada lapisan ionosphere, sehingga jarak sejauh apapun dapat dijangkau oleh frekwensi ini, dengan catatan dalam keadaan cuaca yang cukup bagus. Gambarannya kira – kira seperti dibawah ini
Perhatikan bahwa gelombang pertama yang dikirimkan melewati lapisan ionosphere dan memantul kembali ke bumi menuju ke stasiun tujuan. Dan gelombang kedua yang terhambat oleh objek, memantul secara terus menerus sampai ke stasiun tujuan.
Dari kedua jenis frekwensi diatas, kita dapat melihat perbedaan yang signifikan. Dan penggunaan frekwensi tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dari perorangan ataupun institusi. Tetapi bagi kebanyakan institusi, mereka biasanya selalu menggunakan radio komunikasi yang bekerja pada kedua frekwensi tersebut.

Kamis, 30 Juni 2011

Reset ht suicom sh-135


Suicom sh135 dengan frekuensi 136 – 174 mhz ini jika dilihat dari fitur- fitur yang dimilikinya sangat bagus apalagi jika dibandingkan dengan harga yang harus dibayar untuk sebuah radio tersebut. saya memakai beberapa unit di kantor untuk berbagai macam kegiatan. pada awalnya ada 2 unit yang dipakai kemudian karena kebutuhan yang semakin meningkat maka ditambah 4 unit lagi, yang secara fisik agak berbeda nampak lebih macho dari pada versi yang terdahulu yang terkesan feminin. radio yang saya pakai di program secara manual dengan SELF mode karena memang hanya pada mode CH yang kami butuhkan, mengingat yang pake orang banyak jadi supaya mudah mengontrolnya. Setting yang dilakukan secara manual ternyata mengandung resiko juga, terutama pada versi terbaru. Saat memori dihapus dan direset kemudian dilayar yang muncul angka 400.000 (tidak selalu begitu sih) yang seharusnya tidak bisa tampil karena diluar range frekuensi dari spesifikasi radio. karena tidak ada ide harus gimana maka saya konfirmasikan ke reseller dan dikatakan bahwa itu mungkin dari epromnya yang bermasalah dan memang sering terjadi pada versi terbaru ini. …..uuh agak capek juga sih. tapi untunglah karena baru dibeli jadi fihak resellernya masih menanggung perbaikannya.
Setelah dipakai beberapa bulan ya lumayan lama sih hampir setahun, ternyata masalah itu datang lagi, saya tidak ingat apakah yang dulu bermasalah, di layar muncul NO PRO dan setelah saya reset yang muncul angka 400.000 ……uh capek deh. Kemudian dari sini saya mulai mencari beberapa referensi masukan dari rekan2 dan browsing dari beberapa milis – milis yang Alhamdulillah akhirnya ditemukan beberapa referensi yang sangat membantu.
Agak ribet juga untuk melakukan reset ht suicom sh 135 yang mempunyai merk asli puxing px 777 ini.
Untuk melakukan reset normal dengan mematikan radio kemudian tekan tombol menu ditahan dan hidupkan radio maka menu reset akan muncul, kemudian bisa di tentukan pilihan resetnya.
VFO ? berarti berpindah antara tampilan CH ataupun mode frekuensi,
FULL ? untuk mereset total
TYPE ? yang ini saya belum tahu pasti kegunaannya tetapi harus memasukkan empat karakter untuk dapat mengaksesnya. mungkin diantara rekan2 ada yang tahu fungsinya.
Dari ketiga pilihan tersebut setelah saya coba ternyata belum juga mengatasi masalah.
wah rasanya repot juga jika harus mengganti epromnya. dari beberapa milis yang saya datangi ada yang menyebutkan bisa dilakukan tanpa mengganti eprom dan ini sangat menarik karena tidak perlu repot2 membuka casing radio.
Pada suicom sh-135 ada fasilitas untuk melakukan pemrograman memory/ channel, dengan mode SELF dilakukan dengan cara Radio Off, moni&menu ditekan bersama -sama, hidupkan radio dengan kedua tombol masih ditahan sampai muncul SELF pada layar, jangan tekan tombol apapun selain memasukkan code. Maka akan muncul 6 angka di layar seperti 400 470 tiga angka yang pertama adalah batas frequensi terendah dan tiga angka yang terakhir adalah batas frequensi yang tertinggi, jika tidak muncul 6 angka tersebut maka proses harus diulangi lagi. Setelah muncul angka tersebut harus dirubah sesuai dengan frekuensi yang dikehendaki lalu tekan enter dan restart radio. Angka tersebut menunjukkan bandwidth dari radio yang baru.
Ingat Perubahan diluar range pada batas frekuensi akan mengakibatkan pll tidak bisa lock pada tx atau rx dan dapat mengakibatkan permasalahan yang sama muncul kembali. harus diingat juga perubahan bandwidth sangat tergantung pada limitasi dari rangkaian radio tersebut.
Download Program PX777 & Suicom disini

CARA SETTING SUICOM SH-136

Reset atau Clear
Radio dalam posisi dimatikan lalu tekan 1 hidupkan radio tanpa melepas tombol 1
maka radio kembali ke pengaturan depault, selanjutnya tahap demi tahap kita isi
frekwensi dengan menentukan chanel dari CH-01 s.d CH-99.

   
Set Chanel Frekwensi
Tekan F tekan 1 lalu buat frekwensi yang dikehendaki misalkan 143.200 sesudah itu
untuk menyimpan kememory tekan # tekan A atau B untuk urutan chanel dari 01 s.d 99
lalu tekan C kemudian tekan F tekan 1 maka akan tampil CH- xx yang kita set tadi lalu
tekan F tekan 1 lagi untuk tersimpan ke memory.
   
Dumplex
1. Tekan F tekan 6 maka timbul + dibawah angka Frekwensi, lalu tekan F tekan 6 lagi
    untuk menimbulkan tanda -  sebagai RX lalu tekan F tekan 7 untuk menentukan selisih
    nya misalkan 01.000 

2. Tekan # maka dipojok kanan layar atas timbul angka 01 untuk menentukan
    canal, tekan F tekan 1 maka tampil dilayar CH-01 lalu tekan F tekan 1 lagi untuk
    kembali normal sekaligus menyimpan kememory frekwensi.
   
Low dan High
Tekan F tekan 1, tekan F tekan 0 , maka dibawah angka frekwensi ada huruf L atau H
terakhir tekan F tekan 1 lagi untuk kembali ke chanel frekwensi
 

Rabu, 29 Juni 2011

Cara reset HT Suicom sh-135


Agak ribet juga melakukan reset ht suicom sh-135 jika belum tahu caranya. berikut sedikit uraian tentang reset frekuensi pada ht suicom seri sh-135.
Untuk melakukan reset normal dengan mematikan radio kemudian tekan tombol menu ditahan dan hidupkan radio maka menu reset akan muncul , VFO , FULL, TYPE kemudian bisa di tentukan pilihan resetnya dengan menekan enter.
ht suicom sh-135 keluaran terakhir sampai pada saat tulisan ini dirilis, sering mengalami masalah pada epromnya (beberapa info dari rekan2). Layar yang muncul menunjukkan angka 400.000, padahal harusnya beroperasi pada frekuensi 136 - 174 mhz.
untuk melakukan reset pada ht yang mengalami gangguan pada epromnya ini, bisa dilakukan langkah seperti pada saat melakukan SELF programming untuk mengisi memori pada channel.

Radio Off, moni&menu ditekan bersama -sama, hidupkan radio dengan kedua tombol masih ditahan sampai muncul SELF pada layar, kemudian masukkan magic code. Akan muncul 2 bilangan di layar seperti 136 174 tiga angka yang pertama adalah batas frekuensi terendah dan tiga angka yang terakhir adalah batas frekuensi yang tertinggi, setelah dirubah sesuai dengan frekuensi yang dikehendaki lalu tekan enter dan restart radio. Rentang bandwidth radio dapat diatur dari menu ini.
Hati - hati melakukan perubahan pada batas frekuensi ini, kesalahan akan mengakibatkan pll tidak bisa lock pada tx atau rx, karena hal ini sangat tergantung pada rangkaian fisik dari pllnya

Program HT Suicom sh-135

Mempunyai beberapa frekuensi favorit pada radio memang hal yang menyenangkan. Frekuensi favorit ini akan lebih mudah ditampilkan jika telah disimpan pada memori radio dan tidak perlu lagi repot - repot menghafalkannya, apalagi jika pada frekuensi tersebut digunakan untuk mengakses repeater yang tentunya mempunyai frekuensi yang berbeda antara receive dan transmit nya. Belum lagi jika ada feature tambahan yang harus disertakan untuk mengaksesnya misalkan tone squelch, CTCSS, DCS dan sebagainya.
Untuk melakukan penyimpanan pada memori radio suicom sh-135 sangat mudah dilakukan. Step yang harus dilakukan sebagai berikut :
- Tentukan frekuensi yang akan disimpan dan masukkan beberapa feature tambahan seperti CTCSS, DCS atau Shift freq dsb dengan menekan tombol menu lalu enter.
- Tekan tombol menu kemudian vfo/mr maka nomer channel akan berkedip. Tentukan posisi nomer channel dengan memutar encoder/dial diikuti vfo/mr sekali lagi untuk melakukan penyimpanan dan exit jika semua proses telah selesai.
Ada beberapa pilihan untuk melakukan penghapusan
  1. menghapus satu memori channel . pada VFO mode matikan power radio. Tekan tombol vfo/mr dan hidupkan power radio. "DEL?" dan nomer channel memori tersimpan akan muncul pada LCD. Putar encoder atau masukkan nomer melalui keypad dan tentukan channel yang akan dihapus. Tekan enter sampai muncul "YES" dan tekan enter untuk menghapus.
  2. Menghapus semua setting mode frekuensi. matikan radio kemudian tekan tombol menu sambil menghidupkan radio sampai muncul "RESET?" tekan enter sampai muncul "VFO?". pilih enter untuk memastikan mode frekuensi tidak diaktifkan.
  3. Menghapus semua setting. Matikan radio tekan tombol menu ditahan dan hidupkan radio sampai muncul "RESET?", tekan enter untuk menampilkan "VFO?". Putar encoder untuk memilih "FULL" dan enter untuk mengakhiri pilihan penghapusan semua setting frekuensi dan mode VFO.
beberapa langkah diatas tidak terlalu sulit dilakukan untuk satu atau beberapa radio. tetapi akan merepotkan jika harus dilakukan pemrograman atau pengisian memori yang sama dengan jumlah unit yang banyak. Apalagi jika terjadi perubahan channel frekuensi maka harus dilakukan pemrograman ulang pada tiap - tiap unitnya.
Cara yang lebih efisien dan mempermudah pekerjaan ini adalah dengan melakukan pemrograman melalui computer. peralatan yang dibutukan adalah sebuah kabel data dan software programming.
Kabel data bisa kita dapatkan di toko penjual perlengkapan radio amatir dan software yang dapat dicari dari browsing. Kebel data ini dapat dibuat sendiri dengan memakai sebuah ic max234. Jika mengalami kesulitan mendapat ic max234 maka dapat dipakai ic max232.
sotware ini dapat dipakai untuk melakukan pemrograman ht suicom sh-135, dengan petunjuk yang telah disertakan. ada beberapa versi yang lain dapat juga dipakai untuk melakukan permrograman ini.

Icom IC-2350H Modifikasi RX

Radio ini radio bagus. Dengan fitur dual frekwensi display, dual RX, Dual rotary dial, dual volume. Tapi menunya simple mudah dimengerti.
Untuk pindah dari frek A ke Frek B cukup menekan knop dial yang diinginkan.
Saya suka radio ini. Lebih mudah pengoperasianya daripada Alinco DR-620 / DR-635 yang agak rumit perpindahan frekwensi dan tdk bisa Dual RX.
Spec waktu diterima:
Power: 50W VHF / 35W UHF
Frek: 136 – 174 Mhz dan 430-470 Mhz (TX/RX).
Nah saya pingin sedikit modifikasi radio ini. Terutama saya yang termasuk hobi monitoring jika sedang jenuh mengudara. Atau frek lagi krodit saling ngejam gak karuan….
Untuk modifikasi kita harus membuka logic board radio yang terletak di head panel.
Tidak terlalu rumit, dengan obeng saja sdh bisa. Tidak ada kabel flexible didalamnya, hanya soket saja dilepas, logic board sdh terlepas.
Untuk membuka VHF di 136 – 174 MHz kita harus mengjilangkan dioda D9.
Untuk membuka UHF 320 – 950 Mhz kita harus menghilangkan dioda D10.
Untuk membuka airband 118 – 136 Mhz kita harus menghilangkan Jumper Resistor.
Untuk membuat cross band repeat kita hilangkan D6.
Perlu diketahui, rangkaian board IC-2350 ada beberapa versi. USA, ITA, EUR, KOR, AUS, ASIA. Setiap versi komponen logic unitnya ada sedikit perbedaan jumlahnya.
Komponen dioda ini sangat kecil, lebih kecil dari semut hitam. terutama yang D10. jadi harus hati-hati sekali.
Saya beberpa kali bongkar pasang untuk ekperimen. Dipasang masih blm puas bongkar lagi. Sampai mata pedih krn kaca pembesar.
Yg blm saya pahami, ada komponen D12 dan D9 yang sdh dilepas sama pemilik lama. Untuk versi USA D12 ini aslinya tdk ada. Versi lain ada. Versi USA aslinya bisa RX airband.
Semula sempat saya pasang lagi D12. Gak ngaruh apa2, saya lepas lagi. Pikiran saya ini sama aja untuk membuka airband???
2 hari kelar. Korbanya anak saya. Megang solder panas, tanganya melepuh
hasilnya:
VHF : 118 – 174 Mhz
UHF : 320 – 950 Mhz.
Bisa cross band repeat.
Lumayanlah buat saya yang msh taraf coba-coba ini. Cukup puas menggunakan radio ini.
Sayang saya blm bisa menampilkan mode VHF – VHF dilayar. Selama ini masih mode VHF – UHF. Ada yang bisa bantu triknya?, please….. help me.
Sekarang bisa dengar pesawat terbang dan koordinasi kilang cilacap yg kebakar di 855 Mhz. Sayang trunking frekwensinya jadi hrs sedikit lari-lari.

COR Repeater + Tone

COR (Carrier Operated Relay), banyak sekali versi cor yang dipergunakan dan dipost oleh teman-teman blogger, mulai dari yang sangat sederhana sekali hingga yang tinggkat profesional, dan cor ini biasanya dipergunakan untuk menggabunggkan dua buah radio yang umumnya di buat untuk membuat pancar ulang,
dan mungkin saja postingan kali ini juga bagian dari banyak rangkaian-rangkaian cor yang dapat ditemukan di internet untuk membuat sendiri pancar ulang, Rangkaian ini sengaja di post untuk mencoba menanggapi peryanyaan dari saudara petrix tanggal 31 Desember 2009, dari komentar Postingan "Membuat Repeater Dengan Icom 2100", yang meminta gambar rangkain cor + dengan Tone control, memang dari gambar rangkaian yang saya buat kali ini sedikit agak lebih rumit dari versi cor yang pernah diposting pada blog ini,

COS Input


Dari Penggalan gambar rangkaian diatas terdapat ada penambahan switch, penambahan ini di buat untuk antisipasi jika COS dari radio Recivernya berlogika low atau high, rangkaian ini mungkin dapat dipergunakan untuk semua merk radio yang diharapkan rangkaian cortersebut juga dapat dipergunakan, dengan cara merubah posisi switch, jika COS dari radio penerima berlogika low maka switch diposisikan ke no 3, dan jika COS dari radio penerimanya berlogika high maka posisi switch dipindahkan ke no1, pada prinsipnya ada dua type transistor yang berbeda PNP dan NPN, pada saat COS yang diterima berlogika low maka yang bekerja adalah transistor PNP, dan sebaliknya jika COS yang diterima berlogika high maka transistor yang bekerja adalah NPN sama halnya dengan rangkaian cor pada postingan pancara ulang dengan icom 2100 yang lalu.


Input Audio
Di rangkain input ini terdapat dua buah resistor yang memang sengaja tidak di buat berapa besar nilai tahannanya, hal ini disesuaikan dengan input yang digunakan, pada saat artikel ini di posting uji coba audio yang digunakan diambil dari audio input radio receiver sebelum ke VR (trimpot) Volume dari radio penerimanya, nilai RX1 di buat 1K, sedangkan tahanan RX2 tidak digunakan sama sekali. jika audio in di hubungkan ke speaker out dari radionya nilai tahanan RX1 dibuat sebesar 5k6 ohm dan nilai tahanan RX2 100ohm, dan usahakan volume dari radio penerimanya jangan terlalau besar, dikarenakan jika suara input terlalu tinggi maka suara yang dihasilkan tidak akan sempurna, pada saat penyambungan pastikan ground terpasang dengan baik dan kabel yang dipergunakan sebaiknya mempergunakan kabel head yang baik untuk mengurangi noise audio.
Tone Control


rangkaian tone control disini bukanlah tone control tingkat profesional namun tone control sederhana, hanya memfilter suara atau nada tinggi (treable) rendah (bass) yang dapat lewat pada kapasitor keramik 4n7 dan 10nf, untuk hasil yang sesuai dengan yang diinginkan sebaiknya kalibrasi nilai tahanan VR dengan besar kapasitas kondensator perlu diperhatikan dan disesuaikan.
Dari penggalanan tone diatas juga terdapat VR atau tahanan geser yang berfungsi sebagai volume untuk mic in radio pemancar atau Radio TX, penambahan transistor C945 diatas sebagai penguat sehingga suara yang masuk melalui beberapa tahanan dan kapasitor dapat di perkuat sebelum dikirimkan ke luar ( keradio pemancar).

Koneksi KeRadio
Radio Penerima

Audi In sebaiknya diambil sebelum masuk ke IC Ampli/Penguat yang terdapat di dalam radio untuk hasil audio yang baik, namun dapat juga mengambil audio dari jack speaker yang terdapat di radio, hanya saja jika menggunakan jalur ini sebaiknya volume radio jangan terlalu besar. sedangkan COS in sebaiknya di cari dengan baik jika menggunakan radio yang tidak ada konektor outnya seperti radio alinco DR135 yang sudah disediakan conector db9, radio motorola ada yang sudah tersedia ada juga yang tidak, untuk mecari jalur cos pada radio sebenarnya tidak terlalu sulit namun dibutuhkan sedikti ketelitian dan kesabaran,
sekilas cara mencari jalur cos pada radio,
atur frekuensi yang hendak di gunakan, pastikan posisi penerimaan radio dalam mode biasa (normal) atau menggunakan tone, seteleh itu siapkan radio ht dan samakan posisi frekuensinya dan coba meneken ptt pada radio yang kedua (ht), gunakan multi tester untuk mencari jalur cosnya, pertama coba telusuri di daerah kaki IC ampli/suara biasanya ada jalur audio mute jalur ini juga bisa dipergunakan pada saat radio menerima sinyal dari radio yang kedua. Akan ada perubahan pada jarum mutitester pada saat ptt di radio kedua ditekan dan dilepas, jika di bagian audio mute tidak ditemukan coba telusuri di bagian if biasanya disini juga ada. hanya saja tegangannya lebih kecil dari jalur utuk audio mute.Jika pada saat PTT dari radio lain ditekan dan jarum bergerak naik berarti cosnya high, dan ptt dilepas jarum kembali keawal, begitu sebaliknya ptt tidak ditekan jarum menunjuukan level tegangan atau berada ditengah dan pada saat PTT ditekan jarum bergerak turun maka cos nya low. pada pencarian cos ini usahakan cari cos yang berlevel tegangan 5 volt.
Radio Pemancar (TX)
Untuk koneksi rangkaian ke keradio pemancar, VCC bisa dihubungkan ke jalur + 8Volt yang biasanya terdapat pada jack untuk extramic, atau dapat juga menghubungkan langsun didalam radio pemancar atau bisa juga dengan cara menambahkan adaptor, pemberian catu daya atau tegangan untuk rangkaian cor dan tone ini usahakan tegangan yang diberikan benar-benar stabil, karena kestabilan dari tengangan saangat mempengaruhi suara yang dihasilkan, jika catu daya tidak baik suara yang dihasilkan bisa saja tidak sempurna ada dengung atau suara sedikit berisik. untuk jalur audio out dari rangkaian dihubungkan ke jalur mic dari radio pemancar, dan jalur ptt dihubungkan ke ptt radio pemancar, sedangkan jalur ground pastikan terhubung dengan baik, baik itu ground untuk mic dan ground chasis pesawat.
Semoga postingan sederhana ini dapat menjadi refrensi buat teman-teman yang hendak membuat sendiri pancar ulang,

Setting Repeater Radio HT ALINCO

Pengertian Repeater. Repeater berarti mengulang. Repeater dipakai bilamana pembicaraan radio 2 meter band (2 meteran) yang bekerja di frekwensi VHF rang 14 ~ 17 Mhz terputus 9 Tidak bisa menerima lawan bicara). Hal ini dikarenakan Frekwensi sifat gelombangnya lurus (Sejauh kita bisa memandang). Bila ada halangan Gunung atau bukit maka signal akan terputus. Untuk bisa menyambung lagi maka diperlukan alat untuk mengulang signal yang dipancarkan dari radio satu ke radio lainnya. Alat ini namanya Repeater. Alat ini menerima signal radio VHF lalu menancarkan lagi signal radio itu lagi. Di sini ada dua frekwensi yang berbeda. Satu frekwensi untuk menerima (RX/Receive) satu lagi frekwensi untuk mengirim (TX/Transmite). Untuk itu alat yang dipakai harus mendukung 2 kedua frekwensi tersebut. Yang bisa disebut yang mempunyai fasilitas Simplex Duplex. Untuk Rig biasanya sudah semua mendukung. Namun untuk HT yang keluaran lama ada yng belum mendukung. Kalau keluaran baru sudah mendukung semua. Repeater biasanya diletakan di Dipuncak gunung, Agar bisa menerima dan mengirim dalam jangkuan luas.
Gambar:

Setting Repeater ( Sudah di set termasuk frekwensinya)
  1. Beda frekwensi contoh = +6.000 hz
  2. Tone Squel contoh = 100.0
  3. RX (Receive) Frekwensi saat menerima signal = 150.000
  4. TX (Transmite) Frekwensi saat mengirim signal = Berarti 150.000 + 6.000 = 156.000
  5. Memori atau Chanel pada M 1 atau CH 1
Setting HT yang memakai Repeater Nya (Radionya).
  1. Tekan tombol V/M MW lalu muncul tulisa M kedip-kedip dibawah.
  2. Putar tuas pemutar frekwensi ke angka 1>>> hasil M 1.
  3. Tekan tombol V/M MW sekali lagi (tulisan M 1 menghilang.
  4. Masukan frekwensi TX = 150.000 dengan memutar tuas pemutar frekwensi atau ketik 150000.
  5. Masukan beda freksi antara TX dan RX dengan menekan FUNC SER lalu SHIFT (2) (+). Tekan lagi OFF tekan lagi (_) >>> pakai yang + 6.000. Rubah angka default biasanya 600 ke 6.000 dengan memutar tuas pemutar.
  6. Tekan V/M MW lagi.
  7. Untuk merobah tone Squel menjadi 100, Tekan FUNC SET lagi lalu tekan TSQ (4) nilai default biasanya 88.5 robah dengan memutar tuas pemutar Frekwensi hingga menjadi angka 100.
  8. Selanjutnya menyimpan ke Memory M1, Tekan FUNC SET lalu tekan V/M MM, Tulisan M 1 Menghilang.
  9. Tekan V/M MW lagi , >>> Muncul M 1.
  10. Untuk mengunci Tekan FUNC SET lalu SCAN KL (B).
  11. Selesai
Sekarang sudah tersimpan di M 1.
Coba test.
  1. Pertama lihat frekwensi di layar , seharusnya 150.000
  2. Lalu coba transmite atau tekan PTT , seharusnya muncul frek. 156.000
Bila sesuai dengan di atas berarti sudah benar settingnya.
Untuk yang menggunakan Link Repeater (Repeater lebih dari satu), maka ulangi setting seperti diatas. Jangan lupa tanyakan Frekwensi TX dan RX serta Tone Squelnya.

Membuat Repeater Dengen ICOM 2100H

Salam buat semua teman-teman briker dimana saja berada, pada kesempatan ini saya hendak berbagi dengan teman-teman tentang Pembuatan Repeater atau pancar ulang, sebelumnya mohon maaf jika artikel ini kurang berkenan bagi saudara, tidak ada maksud lain pada artikel ini hanya berbagi bagaimana cara membuat Pancar ulang tersebut, ya paling tidak dapat memahami cara kerja dari pancar ulang itu sendiri.


memang artikel pancar ulang dengan mengunakan Icom 2100 ini tidak begitu baik jika dibandingkan dengan produk brended atau yang sekelasnya yang memang menggunakan perangkat yang dibuat khusus untuk pancar ulang seperti motorola dan lain sebagainya.
Cara kerja Repeater

Dari kata Repeater aja dapat disimpulkan Repeat yang artinya ulang, meng-ulang, nah kata mengulang inilah yang digunakan memang tidak mengulang pembicaraan yang sudah diucapkan (yang sudah berlalu), melainkan suara yang diterima dikirim ulang dengan daya pancar yang lebih besar. singkat cerita apabila ada sinyal yang kecil yang di pancarkan dari suatu tempat sudah pasti jangngkauannya pun tidak jauh atau tidak akan dapat berkomunikasi dengan lawan bicara yang posisinya berjauhan dengan kita apalagi lawan bicar itu hanya menggunakan Handy tranceiver.
Logika sederhananya terima dan pancar artinya harus ada dua perangkat yang dapatsaling bekerjasama bekerja sama disini maksudnya terima sinyal kemudian dipancarkan dalam waktu yang bersamaan.


Dibawah ini gambar Repeater yang saya buat dengan memanfaatkan case atau tempat dari bekas casing komputer pentium dua yang memang kebetulan sudah tidak digunakan lagi.

Gambar RPU Sederhana dengan ICOM 2100H CPU Case

Dari gambar disamping terlihat ada dua pesawat ICOM2100H, yang posisi letaknya itu tepat pada tempat CDRom, pada dasarnya semua perangkat itu bisa digunakan sebagai alat pancar ulang, namun ada beberapa hal yang mempengaruhinya seperti kualitas pancaran, kepekaaan dan lain sebagainya.

1. Rangkaian COR
Sebelum perangkat diletakan kedalam case, ada beberapa komponen atau rangkaian tambahan yang perlu di lengkapi agar kedua perangkat tersebut dapat saling bekerja, dimana rangkaian ini biasa dikenal dengan istilah COR, rangkaian cor ini lah yang nantinya berfungsi sebagai penekan PTT pada pesawat TX agar dapat memancar, hanya saja rangkain cor ini bekerja secara otomatis apabila COS dari pesawat RX berlogika high atau low COS ini dapat diambil dari audio mute radio RX. rangkaian CORnya disini juga COR yang sangat sederhana cukup dengan satu buah transistor saja. Dari gambar cor diatas sangat sederhana sekali dan komponen-komponen yang ada juga mudah untuk diperoleh, rangkaian tersebut dapat dipasang pada kotak kecil/ box kecil (tempat pena) dan usahakan kabel yang ke mic dan ke suara dari perangkat RXnya menggunakan kabel head untuk memperkecil noise, pengaturan suara yang dipancarkan dapat dilakukan dengan memutar potensio 10K pada rangkaian dan dapat juga diatur dari Volume pesawat RXnya jika suara yang dipancarakan terdengar Over, Pin Cos pada rangkaian dihubungkan ke COS pesawat RX, sedangkan Audio Out itu diambil dari jack yang terdapat dibelakang pesawat. sedangkan PTT dihubungkan ke line PTT pada pesawat TX termasuk MIC in juga dihubungkan ke pasawat TXnya.
Nb: Rangkaian COR diatas juga dapat dipasang langsung pada Radio RX, dengan menghubungkan secara langsung ke COS atau audio mute dari radio RX, dan untuk jalur suara dapat dihubungkan langsung ke input penguat suara, tanpa harus dipasang dalam box lagi, jadi lebih praktis.
2. Pesawat Yang digunakan
Sekilas Radio Icom 2100

Skema rangkaian Icom 2100H
Dari gambar Sekema rangkaian Radio Icom 2100 dapat dilihat jalur Audio mute, pada pin ini lah yang nantinya dihubungkan kerangkaian cor sederhana tersebut.
Radio Icom 2100H dalam keadaan terbuka, dari pin tersebut keluarkan kabel jika rangkaian cornya di buat diluar, tapi jika rangkaian cornya dipasang langsung tidak perlu mengeluarkan kabel COS lagi langsung kabel ke RJ45 saja untuk dihubungkan langsung ke perangkat TXnya.



nah dari rangkaian ini dan skema diatas mungkin sudah cukup jelas dan semuanya kembali ketaman-teman mau di buat didalam radionya langsung atau di luar radio,


setelah semuanya dipasang baik itu rangkaian cor dan rangkaian audio jika memang perlu ada penamabahan, namun pada artikel ini memang tidak ada penambahan rangkaian penguat audio (Opamp), karena suara yang dihasilkan sudah cukup kuat untuk dikirimkan ke perangkat pemancar.


langkah selanjutnya memasukan kedua radio TX dan radio RX kedalam case, agar terlihat rapi usahakan body case itu mendapat ground yang baik dari pesawat, hal ini dapat membantu mengurangi noise dan interferensi RF.

Kenapa menggunakan Icom 2100 ?

saya memang menggunakan perangkat Icom 2100H, kenapa menggunakan icom 2100 ? hee eee kebetulan artikelnya dengan Icom 2100 berhubung saya punya dua buah perangkat ini yang sudah lama tidak dipergunakan (bekas) perangkat yang satunya sudah tidak ada final RFnya, sedangkan perangkat yang satunya lagi perangkatnya udah
budeg, (daya recievernya sudah tidak baik) jika digunakan untuk komunikasi, Perangkat atau radio yang tidak ada final RFnya digunakan sebagai perangkat Receiver (RX) sedangkan perangkat yang satunya lagi (yang budeg) dikondisikan sebagai Perangkat pemancar (TX). dari dua perangkat tersebut berfungsi hanya menerima saja dan hanya memancarkan saja, kebetulan ada dua perangkat radio bekas yang sudah tidak dipergunakan.


Maaf bukannya bermaksud kalau Repeater yang mahal alias Baru, itu lebih baik dari yang bekas, hanya hendak berbagi saja dengan teman-teman yang mempuyai hoby yang sama. heee bekas pake maksudnya tidak baru lagi.


Gambar pemasangan dua buah radio kedalam case CPU bekas


untuk mempersingkat cerita kita mulai aja yakk...
Pertama-tama kita siapkan terlebih dahulu pesawat yang hendak digunakan, baik itu pesawat untuk TX atau RX, siapkan juga power supplaynya, pada saat pembuatan repeater ini saya mempergunakan power supply 30Amper, dan power supply tersebut juga saya masukan kedalam case komputer dan tambahkan beberapa kipas pendingin karena pada saat repeater bekerja akan menghasilkan panas, hati-hati suhu yang berlebih akan sangat membahayakan usahakan sirkulasi udara didalam casing itu baik jika perlu pasang kipas yang banyak tapi kipas banyak juga tidak menjamin sepenuhnya jika sirkulai udara tidak berjalan dengan baik uahakan ada kipas yang membuag suhu panas dan ada kipas yang yang dapat menyedot udara dari luar kedalam. jika penempatan perangkat radio, power supply dan kipas sudah disusun atau diletekkan dengan baik langkah berikutnya menghubungkan power kedua perangkat ke power supplay.


3.Power Supply
Power supplay, pastikan powersupply yang nantinya akan digunakan sudah cukup, Cukup apanya ? a, Cukup Powernya (Volt dan Amper), b,Stabil nah ini yang penting kalau gak stabil, akan sangat menggangu, Final RF TX dan suara denggungpun akan terdengar.


selain menggunakan power supply ada juga yang menggunakan aki dan solar sel sebagai catu daya Repeater, namun itu semuanya tergantung dimana posisi pancar ulang tersebut diletekkan, Jika semuanya itu sudah terpasang dengan baik, langkah berikutnya adalah menghubungkan kedua perangkat dengan antena.


4. ANTENA
pada artikel ini memang tidak menggunakan Duplexer, artinya juga dibutuhkan dua buah antena yang berfungsi sama halnya dengan radio, antena sebagai penerima dan antena sebagai pemancar.


Kehandalan dari Repeater sangat bergantung dari Antena yang digunakan, Hati-hati pada saat pemasangan antena dan kabel pastikan antena RX betul-betul bekerja pada frekuensi RXnya saja atau dengan kata lain frekuensi untuk antena RX sempit atau tidak melebar agar spleteran tidak masuk dan tidak dipancarkan kembali. sama juga halnya dengan antena pemancarnya usahakan bekerja pada frekuensi pancar saya, penyesuai inpedansi dan mach antena sangat dibutuhkan.
Daya pancar yang di pancarkan usahakan tidak terlalu besar, karena jika daya pancar TXnya terlalu kuat akan mempengaruhi Penerimanya apalagi jika tidak ada tambahan filter pada saat uji coba repeater ini daya pancar yang digunakan adalah 10Watt dan hasilnya lumaya baik. dengan ketinggian antena tiga batang Pipa posisi antena RX berada diaatas sedangkan antena TX dibawahnya.
Ketinggian, posisi atau letak sangat mempengaruhi kuliatas dari sebuah Pancar ulang. Semoga artikel ini dapat membantu, dalam pemahaman seputar teknik pancar ulang,

Ham Radio Software


Ham Radio Software Ham Radio Software

Ham Radio Software, juga dikenal sebagai Software Radio Amatir, mengacu pada program komputer yang dirancang khusus untuk peralatan radio ham.
Pernah berpikir untuk menjadi sarana komunikasi antara penggemar radio, radio ham sekarang berdampingan dengan perangkat lunak termasuk data dan penebang kontes, buku log, tutor kode Morse, dan antena alat bantu. Pada abad ke-21 ada beberapa perusahaan perangkat lunak yang telah mengembangkan program khusus untuk para penggemar radio amatir.
Logging Software: Kebebasan dan Fungsi
Kebanyakan program radio ham perangkat lunak memperhatikan akut dengan fitur penebangan software mereka karena fakta bahwa login ke jaringan ham adalah fitur yang paling umum digunakan dari semua perangkat lunak ham radio. Fitur ini memungkinkan ham untuk log data mereka menggunakan formulir disesuaikan perangkat lunak log. program radio ham Kebanyakan perangkat lunak tertentu memungkinkan pengguna untuk log apa saja yang mereka inginkan dengan menciptakan ladang mereka sendiri didefinisikan pengguna.
Perekam Audio Software: Meningkatkan Paha Pengalaman
Bagi mereka ham yang perlu merekam audio dari radio ham mereka, mereka dapat menggunakan salah satu dari sejumlah perangkat lunak perekaman audio populer yang tersedia saat ini. Program-program radio ham ham perangkat lunak tertentu memungkinkan untuk secara otomatis merekam setiap audio di atas tingkat volume preset untuk file suara. Anda juga dapat mengatur penundaan variabel, sehingga periode volume rendah atau jeda tidak akan menghentikan perekaman. Fitur lainnya adalah bahwa setiap rekaman dapat disimpan dalam file sendiri, atau mereka semua bisa disimpan dalam satu file terus berkembang. Jenis aplikasi software ham radio dianggap ideal untuk merekam tanpa pengawasan dari rig ham operator atau pemindai.
Tutor: Belajar Kode Morse
kode Morse tutor lain adalah program radio ham berguna yang memungkinkan penggemar radio amatir untuk mempelajari keterampilan dasar yang dibutuhkan untuk operasi radio. Program ini membantu dalam belajar kode dengan beberapa modul. program kode Morse tutor dapat memainkan kode Morse dari file teks. Hal ini membantu pengguna untuk dengan mudah mensimulasikan QSOs nyata off-the-air, atau bahkan kaset FCC ujian.
DX Toolbox: Membuka dengan Klik
DX Toolbox adalah sebuah perangkat lunak program radio ham memungkinkan pengguna kesempatan untuk mencari di Internet mengumpulkan informasi yang diperlukan mengenai kondisi matahari dan geomagnetik yang dapat mempengaruhi proliferasi ham radio. Umumnya, jenis program datang dengan peta dunia yang dapat membantu dalam menentukan di mana lokasi yang terkena ada.
Aids Desain Antenna: Buatlah begitu
Antena adalah alat bantu program perangkat lunak yang memungkinkan ham ham radio kemampuan untuk merancang berbagai jenis antena seperti dipol, dipol Lemak, J-Polandia, Vertikal, Log Periodics, dan Yagis. Jenis program yang mudah digunakan karena pengguna cukup memilih frekuensi yang dikehendaki dari menu yang ditampilkan dan perangkat lunak secara otomatis melakukan fungsi yang diperlukan untuk membangun antena. Sebagian besar perangkat lunak jenis ini ham radio dikemas dengan kemampuan untuk melakukan perhitungan tambahan seperti LC Filter Design, Coil Desain, L Matching Jaringan, Transmisi Rugi Line, Impedansi Perhitungan, Pi Matching Jaringan, dan Wire Induktansi Perhitungan.
Sebagian besar program perangkat lunak ham radio yang tersedia saat ini dirancang untuk memberikan konsistensi lebih cair, keamanan, ramah pengguna, dan fleksibilitas. Jika perangkat lunak ham radio Anda tertarik untuk menyediakan versi demo gratis, tidak ada risiko dalam mencoba software pertama untuk memastikan keramahan pengguna program dan desain fitur. Hal ini akan pergi jauh dalam memastikan bahwa Anda dapat membuat keputusan mengenai penerimaan dan kegunaan perangkat lunak yang dikehendaki

Repeater

Sebuah repeater radio adalah kombinasi dari penerima radio dan pemancar radio yang menerima sinyal lemah atau tingkat rendah dan mentransmisikan kembali itu pada tingkat yang lebih tinggi atau daya yang lebih tinggi, sehingga sinyal dapat menutupi jarak yang lebih jauh tanpa degradasi. Artikel ini merujuk pada profesional, komersial, dan sistem pemerintah radio. Sebuah artikel terpisah ada untuk repeater radio Amatir.

Dalam pengiriman, radio amatir, dan layanan darurat komunikasi, repeater digunakan secara ekstensif untuk relay sinyal radio di seluruh daerah yang lebih luas. Dengan darurat yang paling (dan beberapa yang lain) sistem pengiriman, repeater ini identik dengan base station, yang melakukan kedua fungsi. Ini termasuk polisi, pemadam kebakaran, ambulans, taksi, truk derek, dan layanan lainnya. Layanan GMRS sipil di Amerika Serikat dan UHF layanan CB di Australia juga menggunakan repeater dalam banyak cara yang sama sebagai operator radio amatir lakukan, namun layanan GMRS Kanada merupakan perluasan dari Family Radio Service dan dirancang untuk beroperasi simplex hanya.
Operasi full duplex
Motorola MOTOTRBO DR3000 Repeater dengan duplekser dipasang di Flightcase, 100% Tugas siklus sampai dengan 40 keluaran W

Sebuah fitur yang mendefinisikan repeater adalah kenyataan bahwa ia mentransmisikan dan menerima pada waktu yang sama, (bersamaan). Sebuah repeater duplex menggunakan frekuensi radio dua, sebuah "Input" frekuensi, yang memantau untuk sinyal, dan "Output" frekuensi, di mana ia memancarkan kembali sinyal yang diterima pada kekuatan yang lebih tinggi atau amplitudo tinggi.
Repeater input.jpg

Input adalah frekuensi yang radio mobile, atau radio genggam, mengirimkan untuk mencapai repeater. Output adalah pemancar frekuensi untuk repeater yang mengulangi audio dari sinyal yang diterima pada input.

Fakta bahwa pemancar dan penerima berada pada pada saat yang sama berarti beberapa isolasi listrik harus ada untuk menjaga pemancar repeater sendiri dari merendahkan receiver repeater. Jika repeater pemancar dan penerima tidak terisolasi dengan baik, pemancar repeater itu sendiri tirai penerima repeater. Contoh: masalah mirip dengan berada di sebuah konser rock dan tidak dapat mendengar sinyal lemah dari percakapan di atas sinyal lebih kuat dari band.

Bagian dari mengisolasi pemancar dan penerima adalah menjaga frekuensi input dan output jauh. Yang lebih lanjut selain kedua frekuensi, semakin mudah untuk menjaga pemancar dari campur dengan penerima. Ini merupakan masalah teknik dengan banyak kemungkinan solusi.


Frekuensi pemisahan: input ke output

Tidak ada aturan yang mengatur tentang jarak frekuensi input dan output untuk semua repeater radio. Setiap jarak dimana perancang dapat mendapatkan isolasi yang memadai antara penerima dan pemancar akan bekerja.

Didokumentasikan jarak tersempit ditemukan dalam penyusunan artikel ini adalah sistem dibongkar pada 1980-an. Satu kanal digunakan pada Riverside County, California Departemen Sheriff sistem, yang digantikan oleh sistem MHz 800 berbatang, digunakan sebagai input 158,760 MHz dan 159,090 MHz sebagai output, jarak dari 330 kHz. Para callsign stasiun itu KMH971. Hal ini biasa untuk melihat sistem dengan input dan output berjarak dekat ini. Hal ini diyakini bekerja sistem telah berjarak sedekat 175 kHz.

Di beberapa negara, di bawah beberapa layanan radio, ada disepakati pada konvensi atau pemisahan yang dibutuhkan oleh sistem lisensi. Dalam kasus frekuensi input dan output di Amerika Serikat, misalnya:

* repeater Amatir dalam pita 144-148 MHz AS biasanya menggunakan kHz 600 (0,6 MHz) pemisahan.
* Sistem dalam pita 450-470 MHz menggunakan pemisahan 5 MHz dengan masukan pada frekuensi yang lebih tinggi. Contoh: input 456,900 MHz; output 451,900 MHz.
* repeater Amatir dalam pita 420-450 MHz AS menggunakan pemisahan 5 MHz dengan input yang baik pada bagian yang lebih tinggi atau lebih rendah dari segmen 440-450 band (perubahan standar regional). Contoh: output 444,400 MHz; input 449,400 MHz.
* Sistem dalam pita 806-869 MHz menggunakan pemisahan 45 MHz dengan input pada frekuensi yang lebih rendah. Contoh: input 810.1875 MHz; output 855.1875 MHz.

Repeater input.jpg

Sama band frekuensi

Sama band repeater beroperasi dengan frekuensi input dan output pada pita frekuensi yang sama. Sebagai contoh, di radio dua arah AS, 30-50 MHz adalah salah satu band dan 150-174 MHz lain. Sebuah repeater dengan 33,980 MHz input dan output dari 46,140 MHz adalah repeater band yang sama.
Dalam repeater band yang sama, masalah desain sentral adalah menjaga pemancar repeater sendiri dari mengganggu penerima. Mengurangi coupling antara pemancar dan penerima frekuensi masukan disebut isolasi.
sistem Duplekser


Repeater duplexer.png

Dalam repeater sama-band, isolasi antara pemancar dan penerima dapat dibuat dengan menggunakan antena tunggal dan perangkat yang disebut duplexer. Perangkat adalah filter disetel terhubung ke antena. Dalam contoh ini, pertimbangkan jenis perangkat disebut duplekser band-pass. Hal ini memungkinkan, atau lewat, sebuah band, (atau kisaran sempit,) frekuensi.

Ada dua kaki ke duplekser filter, satu disetel untuk lulus frekuensi input, yang lain disetel untuk lulus frekuensi output. Kedua kaki dari filter yang digabungkan untuk antena. Penerima repeater dihubungkan ke kaki masukan saat pemancar dihubungkan ke kaki output. Jika spesifikasi yang tepat dipilih, duplekser memiliki cukup sempit-filter untuk mencegah penerima repeater dari kelebihan beban oleh pemancar sendiri. Berdasarkan pemancar dan penerima berada di frekuensi yang berbeda, mereka dapat beroperasi pada saat yang sama pada antena tunggal.

Setiap anomali atau kesalahan dengan antena atau kabel antena pakan akan mencerminkan daya pemancar kembali ke receiver, mungkin menyebabkan penerima akan kelebihan beban. Kekuatan tercermin dengan cepat akan melebihi kemampuan duplexer penyaringan.


Menggabungkan sistem
Ada sering tidak menara cukup ruang untuk mengakomodasi antena terpisah untuk setiap repeater di lokasi tetap ramai. Dalam repeater sama-band di rekayasa, situs peralatan bersama, repeater dapat dihubungkan ke sistem antena bersama. Ini adalah umum dalam sistem berbatang, dimana sampai 29 repeater untuk sistem berbatang tunggal mungkin berlokasi di tempat yang sama. (Beberapa arsitektur seperti situs iDEN mungkin memiliki lebih dari 29 repeater.)
Dalam sistem bersama, sebuah terima antena biasanya terletak di atas menara antena. Puting menerima antena di bagian atas membantu untuk menangkap sinyal lemah diterima daripada jika menerima antena lebih rendah dari keduanya. Dengan memisahkan sinyal yang diterima dari antena, banyak penerima dapat bekerja dengan memuaskan dari antena tunggal. Perangkat yang disebut split multicouplers penerima sinyal dari antena ke penerima banyak koneksi. multicoupler ini memperkuat sinyal mencapai antena, lalu feed ke beberapa penerima, mencoba untuk menebus kerugian pembagi daya (atau splitter). Ini beroperasi mirip dengan pembagi saluran TV kabel tapi harus dibangun untuk standar kualitas yang lebih tinggi sehingga mereka bekerja dalam lingkungan dimana kuat sinyal campur hadir.
Di sisi pemancar, antena mengirimkan kedua dipasang suatu tempat di bawah menerima antena. Ada hubungan listrik ditentukan oleh jarak antara mengirim dan menerima antena. Sebuah null diinginkan ada jika antena mengirimkan terletak persis di bawah menerima antena luar jarak minimum. Hampir isolasi yang sama sebagai duplekser tingkat rendah (sekitar -60 desibel) dapat dicapai dengan memasang antena pancar di bawah ini, dan sepanjang centerline dari, menerima antena. Beberapa pemancar dapat dihubungkan ke antena yang sama menggunakan filter yang disebut combiners. Pemancar biasanya memiliki perangkat arah dipasang bersama dengan filter yang memblokir daya tercermin dalam acara malfungsi antena. Antena harus memiliki power rating yang akan menangani jumlah energi dari semua pemancar dihubungkan pada waktu yang sama.
Transmitter menggabungkan sistem yang lossy. Sebagai aturan praktis, masing-masing kaki Combiner memiliki rugi daya 50% (3 desibel). Jika dua pemancar dihubungkan ke antena tunggal melalui combiner, setengah kekuatan mereka akan mencapai output Combiner. (Ini mengasumsikan semuanya bekerja dengan benar.) Jika empat pemancar yang digabungkan ke satu antena, seperempat dari kekuatan masing-masing pemancar akan mencapai output dari rangkaian menggabungkan. Bagian dari kerugian ini dapat dilakukan dengan meningkatkan gain antena. Penting untuk dicatat bahwa 50 watt daya pemancar ke antena akan membuat kekuatan sinyal yang diterima di sebuah radio bergerak jauh yang hampir identik dengan 100 watt.
Dalam sistem berbatang dengan banyak saluran, sebuah desain situs dapat mencakup beberapa mengirimkan antena untuk mengurangi kerugian menggabungkan jaringan. Sebagai contoh, sistem enam saluran berbatang mungkin memiliki dua mengirimkan antena dengan tiga pemancar dihubungkan ke masing-masing dua antena transmit. Karena variasi kecil mempengaruhi setiap antena, antena masing-masing akan memiliki pola arah yang sedikit berbeda. Setiap antena akan berinteraksi dengan menara dan antena terdekat lainnya berbeda. Jika salah satu adalah untuk mengukur tingkat sinyal yang diterima, ini akan menyebabkan variasi antara saluran pada sistem berbatang tunggal. Variasi dalam kekuatan sinyal antara saluran pada satu sistem berbatang juga bisa disebabkan oleh:

* Gagal bagian dalam Combiner tersebut,
* Karakteristik desain,
* Konektor longgar,
* Kabel yang buruk,
* Mistuned filter, atau;
* Salah pasang komponen


Cross-band frekuensi

Pertimbangkan kemungkinan bahwa Amatir cenderung memiliki menjadi orang pertama yang bereksperimen dengan, dan untuk menggunakan, repeater cross band
.

Modern

Cross-band repeater terkadang merupakan bagian dari sistem radio pemerintah berbatang. Jika salah satu masyarakat pada sistem berbatang dan komunitas tetangga adalah pada sistem konvensional, sebuah kelompok berbicara atau lembaga-armada-subfleet mungkin ditunjuk untuk berkomunikasi dengan komunitas lainnya. Dalam contoh di mana masyarakat adalah pada 153,755 MHz, transmisi pada kelompok bicara sistem berbatang akan mengulangi pada 153,755 MHz. Sinyal yang diterima oleh base station pada 153,755 MHz akan pergi ke sistem berbatang pada kelompok bicara yang ditugaskan.

Dalam sistem pemerintah konvensional, repeater cross band kadang-kadang digunakan untuk menghubungkan dua lembaga yang menggunakan sistem radio pada band yang berbeda. Sebagai contoh, sebuah pemadam kebakaran di Colorado adalah pada saluran 46 MHz sementara departemen polisi di saluran 154 MHz, mereka membangun sebuah cross-band repeater untuk memungkinkan komunikasi antara dua lembaga.

Jika salah satu sistem adalah simplex, repeater harus memiliki logika mencegah pemancar keying di kedua arah pada waktu yang sama. Pembanding Voting dengan transmitter keying matriks kadang-kadang digunakan untuk menghubungkan stasiun pangkalan yang tidak kompatibel
.

Bersejarah

Dalam melihat catatan sistem yang lama, contoh cross-band sistem komersial ditemukan di setiap layanan radio Amerika Serikat di mana peraturan mengizinkan mereka. Di California, sistem tertentu menggunakan repeater cross-band sudah ada setidaknya sejak 1960-an. Contoh Bersejarah sistem silang-band meliputi: [1]

* Solano County Fire, (mantan Api Radio Service): 46,240 input; 154,340 output. Sistem ini dibongkar pada tahun 1980 dan sekarang menjadi repeater band yang sama.
* Mid-Valley Fire District, Fresno, (mantan Api Radio Service): 46,140 input; 154,445 output. Sistem ini dibongkar pada tahun 1980 dan sekarang menjadi repeater band yang sama.
* Santa Clara County Departemen Taman dan Rekreasi, (mantan Kehutanan Konservasi Radio Service): 44,840 MHz input; 151,445 MHz output. Sistem ini dibongkar pada tahun 1980 dan sekarang menjadi repeater band yang sama.
* Negara Bagian California, Gubernur Kantor Layanan Darurat, Kebakaran, (mantan Api Radio Service): 33,980 MHz input; 154,160 MHz output.

Dalam sistem komersial, produsen berhenti membuat peralatan band radio cross mobile dengan spesifikasi yang dapat diterima untuk sistem keselamatan publik pada awal tahun 1980. Pada waktu itu, beberapa sistem yang dibongkar karena peralatan radio yang baru tidak tersedia
.

Sebagai link

Selama puluhan tahun, cross-band repeater telah digunakan sebagai link tetap. Link dapat digunakan untuk remote control dari BTS di lokasi yang jauh atau untuk mengirim audio dari keanekaragaman (voting) penerima situs kembali ke sistem keanekaragaman menggabungkan (komparator suara). Beberapa link warisan terjadi pada pita 150-170 MHz AS. US Federal Communications Commission perubahan aturan tidak memungkinkan 150 links MHz setelah tahun 1970-an. Link baru lebih sering terlihat pada 72-76 MHz (Mid-band), 450-470 MHz saluran interstisial, atau 900 MHz link. Link ini, yang dikenal sebagai stasiun tetap dalam lisensi AS, biasanya terhubung sebuah situs peralatan dengan kantor pengirim
.

Kendaraan repeater

Modern radio amatir kadang-kadang mencakup lintas-band mengulang kemampuan asli transceiver radio.

Dalam sistem komersial, cross-band repeater kadang digunakan sebagai repeater kendaraan. Misalnya, tangan 150 MHz yang diselenggarakan dapat berkomunikasi ke kendaraan-mount transceiver daya rendah. Radio daya rendah mengulang transmisi dari portabel melalui radio daya tinggi mobile kendaraan, yang memiliki jangkauan lebih lama lagi. Dalam sistem ini, karya-karya genggam asalkan berada dalam jangkauan repeater daya rendah mobile. Radio mobile biasanya pada band yang berbeda dari tangan-diadakan untuk mengurangi kemungkinan dari pemancar radio bergerak mengganggu transmisi dari tangan-diadakan untuk kendaraan.

* Motorola, misalnya, dipasarkan sistem repeater kendaraan disebut PAC * RT. Ia tersedia untuk digunakan dengan 150 MHz atau 450 MHz dimiliki hingga tangan dan dihubungkan dengan beberapa radio Motorola.
* Pada tahun 1980, General Electric Mobile Radio memiliki 463 MHz radio darurat medis layanan yang menampilkan link 453 MHz repeater kendaraan ke-tangan manusia.

Ada masalah teknik sulit dengan sistem ini. Jika Anda mendapatkan dua radio kendaraan di lokasi yang sama, beberapa protokol harus dibangun sehingga yang satu portabel transmisi tidak mengaktifkan dua atau lebih pemancar radio bergerak.

Repeater kendaraan adalah kompleks tetapi dapat lebih murah daripada merancang sebuah sistem yang mencakup area yang luas dan bekerja dengan tingkat sinyal lemah radio genggam. Beberapa model dari sinyal radio menunjukkan bahwa pemancar radio genggam membuat menerima sinyal pada base station 01:59 lipat (10 sampai 20 desibel atau 10 hingga 100 kali) lebih lemah dari sebuah radio ponsel dengan daya output pemancar yang sama
.

Penempatan sebagai bagian dari desain sistem

Radio repeater biasanya ditempatkan di lokasi yang memaksimalkan efektivitas mereka untuk tujuan mereka:

* "tingkat rendah" repeater digunakan untuk komunikasi lokal, dan ditempatkan di ketinggian rendah untuk mengurangi interferensi dengan pengguna lain dari frekuensi radio yang sama. Tingkat rendah sistem digunakan untuk bidang-bidang yang besar sebagai seluruh kota, atau sebagai kecil sebagai bangunan tunggal.
* "tingkat tinggi" repeater ditempatkan pada menara tinggi atau puncak gunung untuk memaksimalkan cakupan area mereka. Dengan sistem ini, pengguna dengan radio bertenaga rendah (seperti hand-held "walkie-talkie") dapat berkomunikasi satu sama lain melalui banyak mil.

Template by:
Free Blog Templates